Sebagai kelanjutan Hari Kesehatan Dunia yang jatuh pada 7 April, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menghimbau kepada seluruh warga dunia untuk mengubah paradigma mereka terhadap orang yang berusia diatas 60 tahun atau lansia. Ini berkaitan dengan prediksi bahwa pada lima tahun ke depan, populasi orang berusia diatas 65 tahun akan lebih banyak dengan jumlah balita.
“Kita perlu benar-benar mengubah cara berpikir kita mengenai orang-orang yang berusia di atas 60 tahun dalam cara yang radikal,” ujar Direktur Jenderal WHO, Margareth Chan seperti dikutip dari metrotvnews, pada Senin (9/4).
Hal yang mengejutkan adalah, populasi terbanyak dari para manula ini justru berada di negara-negara miskin dan berpendapatan menengah. WHO mengungkapkan, bahkan di negara-negara termiskin orang-orang lansia tidak meninggal akibat penyakit-penyakit menular atau gastroenteritis. Mereka meninggal akibat sakit jantung, stroke, kanker, diabetes,penyakit paru kronis.
WHO juga menghimbau kepada negara-negara untuk mengkampanyekan pola hidup sehat dan menyediakan layanan kesehatan dasar untuk mendeteksi penyakit-penyakit kronis sedini mungkin, sehingga bisa segera diobati. Selain itu, lingkungan fisik dan sosial yang kondusif juga akan mempengaruhi kesehatan para lansia. Salah satunya adalah dengan membuat mereka tetap merasa dihormati dan dihargai.
Sedangkan di Indonesia, Hari Kesehatan Dunia tahun ini mengusung tema: “Menuju Tua: Sehat, Mandiri dan Produktif”. Hal ini sesuai dengan aspirasi masyarakat bahwa lansia harus menjalankan gaya hidup sehat, dilibatkan, dan dapat berkontribusi dalam kehidupan sosial di masyarakat.
Seiring bertambahnya usia dan kurangnya produktifitas seringkali para lansia menjadi kelompok yang terabaikan, hal itu kadang juga membuat mereka merasa tidak lagi dihormati dan dihargai. Semoga dengan himbauan WHO ini, tidak hanya pemerintah tapi pihak keluarga sebagai kelompok masyarakat yang paling kecil, bisa memberikan perhatian lebih untuk para manula.
Sumber : metrotvnews,dll@vcahyonoputri